Sibela dan Kekayaanya
Oleh : Isdan Lasine
(Anggota Kompas Gandasuli)
Sibela adalah Kawasan Cagar
Alam dengan ketingian 2.086 dan luas kawasan 23.024 ha. Menjadikan sibela
sebagai gunung tertingi di Maluku utara, dan memiliki kekayaan keaneka ragaman
hayati serta satwa andemik.
Kekayaan ini sangat menarik
perhatian para peneliti, pengamat satwa baik nasional maupun internasional.
Selasa 23/04/2019 kami mendampingi jurnalis Kompas melakukan ekspedisi di
kawasan Sibela yang didampingi oleh Burung Indonesia. Tujuan ekspedisi ini adalah
untuk mengamati burung endemik.
Sore yang cerah, dari
Gandasuli kami berjumlah 8 orang menapaki perjalanan, memasuki perkebunan warga.
Di pohon kelapa burung perkici pipi merah tak henti-hentinya berkicau,
menghisap sari pati kelapa dan jenis burung lainnya menari, melompat di atas
cabang pohon sungguh amat menghibur hati, mengusir rasa letih kami.
Kitapun dapat menikmati
buah-buahan seperti kadondong, langsat, rambutan dan jenis buah lainnya tatkala
melakukan perjalanan. Kami masih cukup beruntung karena melakukan perjalanan
tepat musim buah-buahan tapi sudah mendekati akhir musim.
Tepat pukul 18.00 kami memasuki
kawasan CA Sibela di saat sang surya perlahan ditelan malam. Alam tak sesepi,
nan sunyi saat memasuki kawasan, sebab ramai kicauan burung menampar
pendengaran tak ada tepinya. Seperti burung bidadari halmahera, julang irian,
kakatua, kasturi, nuri bayan, nuri kalung ungu, pergam boke dan jenis burung
lainnya.
Nyanyian burung sungguh dapat
memulihkan rasa letih, disaat energi kita mulai terkuras melemah tatkala menempuh
liku-liku jalur pendakian. Pada pukul 19.30 kami tiba di pos 1 dan areal ini
merupakan spot burung bidadari halmahera, julang irian, kasturi ternate, nuri pipi merah
dll. Jarak yang kami tempuh dari kampung ke pos 1 kurang lebih 3,94 km. Kami
membangun tenda dan menginap di bawah
pohon beringin putih. Hutan yang begitu lebat sampai-sampai pandangan kita tak
menembus langit yang tampak cerah.
Hawa dingin perlahan memeluk
tubuh dan kami melingkari api unggun demi menghangatkan tubuh. Setelah
menikmati kelezatan mie instan kami masuk dalam tenda masing-masing dan
merebahkan tubuh di tengah gelapnya malam.
Sekitar jam 07 pagi, ributan
kicauan burung membangunkan kami dari dalam tenda. Setelah mencicipi kopi kami
melakukan aktivitas pengamatan diareal pos 1 dan... lalu menempuh perjalanan
pulang. Pada pukul 15.30 kami tiba di kampung dan istrahat sejenak di Jendela
Baca Sibela.
Komentar
Posting Komentar