NYARIS TERANCAM PUNAH!! JUNAI EMAS DI KAWASAN GUNUNG SIBELA
Sumber foto : Akhmad David KP
Ditulis oleh: Saiful M.S Subarno
(Anggota Kompas Gandasuli)
Gunung Sibela, ditetapkan sebagai kawasan Cagar Alam dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 326/Kpts-II/1987 tanggal 15 Oktober 1987. Luas kawasan 23.024,00 Ha. Terletak di Kabupaten Halmahera selatan. Juga menyandang status gunung tertinggi di Provinsi Maluku Utara dengan ketingian 2118 meter di atas permukaan laut.
Data yang dirilis oleh Lembaga Burung Indonesia, terdapat 351 jenis burung yang mendiami kawasan hutan Maluku Utara, dengan 41 jenis burung endemik. Kegiatan pengamatan dan monitoring hutan yang dilakukan oleh Komunitas Pelestarian Satwa Sibela (KOMPAS) di tahun 2019 sampai 2022 tercatat ada 31 jenis burung yang berhasil diidentifikasi dalam daftar hasil pengamatan. Seperti jenis paruh bengkok antara lain, Kasturi ternate, Kakatua putih, Nuri pipi merah, Nuri bayan, Serindit maluku, Nuri kalung ungu. Sedangkan jenis burung cendrawasih yaitu Bidadari halmahera (simioptera walaceia) dan masih banyak lagi yang belum menampakan diri untuk diidentifikasi.
Minggu (29/05/2022), di tengah perjalanan menuju pos 03 kami dikejutkan dengan keberadaan burung sejenis merpati yaitu Junai emas (caloenas nicobarica) berada di tanah dengan ciri-ciri memiliki bulu yang sangat cantik, kepala berwarna hitam dengan bulu rambut yang panjang, sayap dan belakang berwarna hijau kuning keemasaan dan iris bawah sayap sedikit berwarna hitam, memiliki ekor yang pendek berwarna putih, tentunya burung ini sangat sensitif dengan kehadiran manusia. Sehingga kami tak dapat mendokumentasikanya dan hanya mendapatkan beberapa helai bulu saja.
Sumber foto: Saiful M.S Subarno
Dikutip dari Birdlife International, populasi penyebaran burung Junai emas tersebar di daerah kepulauan Asia Tenggara termasuk Indonesia seperti di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Makassar, Surabaya, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara. Keberadaanya hampir terancam dikarenakan hilangnya habitat dan perburuan liar.
Di Maluku Utara, burung Junai emas banyak dijumpai di pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni. Habitat burung Junai emas yaitu hutan pantai, mangrove, hutan primer dataran rendah, hutan sekunder dataran tinggi, dan hutan tropis. Burung ini banyak menghabiskan waktunya di permukaan tanah untuk mencari makan dan lebih sering beraktivitas pada saat senja. Makanan Junai emas berupa biji-bijian yang telah jatuh dari pohon dan serangga-serangga kecil.
Gunung Sibela yang berstatus Cagar Alam adalah surga dan rumah bagi beragam jenis flora dan fauna yang hidup dan tumbuh didalamnya. Kesadaran masyarakat desa – desa penyangga dalam pemanfaatan hutan sibela, menjadi harapan untuk kelangsungan hidup burung Junai emas dan burung endemik lainya agar tidak kehilangan habitat dan terancam punah. Menjadi tugas dan tangung jawab kita bersama menjadikan Gunung Sibela tetap pada statusnya.
Komentar
Posting Komentar