SIBELA DAN FORM LAYANAN ALAM








  

Oleh: Saiful M.S Subarno 

 (Anggota Kompas Gandasuli) 


Kompas kedatangan tamu dari jakarta, seorang penggiat alam yang salah satu hobinya mendaki gunung, bang Ari namanya. Seperti Fiersa Besari, ia juga berkeinginan untuk menyambangi gunung tertinggi di setiap provinsi di indonesia. Bang Ari baru saja menyelesaikan perjalananya di gunung Binaia Perovinsi Maluku kemudian Melanjutkan perjalanan ke Maluku Utara untuk mengunjungi gunung sibela dan gunung lainya.

Untuk setiap kelompok ataupun individu yang memasuki kawasan cagar alam sibela wajib untuk mengisi form layanan alam yang telah disediakan oleh Kompas, Setelah mendapat penjelasan dan pengetahuan untuk masuk dalam kawasan Sibela. Minggu, (29/05/2022), perjalan kali ini berjumlah 3 orang dengan kendaran bermotor kami di antar sampai unjung jalan tani. Waktu menunjukan pukul 9.40 WIT, perjalanan dimulai dengan menyusuri perkebunan warga yang di tanami tanaman coklat, cengke dan pala, terlihat warga desa sedang membersikan lahan perkebunan mereka yang di selimuti rumput.

Kehadiran kami disambut oleh burung perkici dagu merah, perling ungu, berinji emas dengan kicauwan yang bersahut sahutan. Sesampai di perbatasan kawasan cagar alam terlihat sekawanan kera hitam (yakis) sedang bertengger di antara pepohonan.

Dari batas kawasan cagar alam sepanjang jalur perjalanan menuju pos 01 tercatat ada 6 pohon tumbang sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu di sebabkan karena faktor alam. Dalam perjalanan menuju pos 02, bang Ari semakin bersemangat mengisi form layanan alam dengan melakukan pemantauan burung, mencatat kondisi hutan, tercatat beberapa jenis burung yang terlihat seperti Sri Gunting Lencana, Julang Irian, Kasturi Ternate, Bedadari Halmahera, Nuri Bayan, Pergam Boke, Gosong Kelam, Bubut Goliat, Uncal ambon dan 1 pohon tumbang di karenakan faktor alam. Waktu menunjukan pukul 12.23 WIT, perut pun sudah mulai keroncongan pos 02 menjadi tempat peristirahatan sejenak untuk makan siang.

Perjalanan kembali di lanjutkan, estimasi perjalan untuk sampai ke puncak gunung Sibela memakan waktu 2 hari lamanya, maka mengharuskan setiap pendaki untuk bermalam diperjalanan. Selain pos 02 ada juga pos 05 yang menjadi rekomendasi tempat untuk bermalam selain areal kem luas juga dekat dengan sumber air bersih.

sebelum memasuki pos 05 kami berhasil mengidentifikasi salah satu jenis burung yang baru pertama kali kami jumpai di gunung sibela yaitu burung junai emas yang terlihat sendirian sedang berteduh di bawah dedaunan. Dan burung junai emas menambah daftar pada cacatan pengamatan burung dan monitoring hutan di kawasan sibela.

Kami tiba di pos 05 saat mentari perlahan menyingsing. Kami bergegas membangun tenda berhubung udara dingin mulai menusuk tulang. Malam begitu sunyi di temani segelas kopi panas turut menjadi pelengkap perbincangan yang di awali dengan kalimat tanya kepada bang Ari ‘’ bagaimana pendakian di gunung sibela dan apa keunikanya?”. “Setiap gunung memiliki keunikanya tersendiri, gunung Sibela, hutannya masi sangat arsih, jarang di kunjungi dan sangat bersih dari sampah, berbeda dengan gunung-gunung yang pernah saya datangi sebelumnya” tutur bang Ari. Sebelum membaringkan tubuh, kami membicarakan estimasi perjalanan besok pagi, dan memutuskan untuk berangkat jam 08.00 WIT , dengan hanya membawa tas kecil atau deipek yang berisikan perbekalan dan kemudian turun lagi ke pos 05 setelah sampai ke puncak.

Senin (30/05/2022), pagi pukul 08.00 WIT setelah sarapan kami pun melanjutkan perjalanan yang belum usai menuju puncak, tenda kami di biarkan dan hanya membawa perbekalan yang di perlukan, kaki semakin lincah menyicil langkahnya. Kabut menyambut kami di Pos 07 sembari menitihkan rintik gerimis, pohon-pohon bekas terbakar mulai nampak merias gunung sibela yang menjadi cirikhas, memulihkan tenaga sembari mengisih beberapa botol air yang kosong lalu melanjutkan perjalanan. Angin kencang menyerpa dari segala penjuru arah, berjalan dalam kabut dengan jarak pandang yang terbatas hingga kami tiba di puncak.

Setelah perjalanan panjang kami beristirahat dan menyiapkan makanan untuk makan siang. Setelah Perut telah terisih kami bersuafoto untuk mengabadikan momen, tak lupa mengamati kondisi sekitar, dari kejauhan terlihat 2 ekor burung yang sebelumnya belum pernah kami jumpai dan belum teridentifikasi jenisnya. Karena cuaca yang tak kunjung bersahabat kami bergegas untuk turun. Waktu menunjukan 14.05 WIT kami tiba di pos 05 dan setelah berkemas barang – barang bawaan kami melanjutkan perjalan turun ke kampung pada hari yang sama


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADRAT

KIE BESI DAN PERSEBARAN ORANG MAKEANG

CINTA DAN BADAI JAMAN