Merawat Kenangan
Oleh: Ariyan Amudia
(Mahasiswa Teknik Sipil Unkhair Ternate)
Beberapa hari kedatangan
saya dikampung,seorang teman menginformasikan kepada saya, bahwa Komunitas
Pelestarian Satwa Sibela (KOMPAS) akan melakukan pengamatan satwa di goa talaga
biru. Tepatnya di desa Sumae, Bacan Selatan 05/04/2020.
Saya pun tertarik dan berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan
tersebut. Sebab, sangat jarang kegiatan semacam ini dilakukan dan saya belum
pernah terlibat dalam kegiatan pengamatan satwa seperti ini. Dan, bagi saya ini
merupakan suatu kegiatan untuk memprkaya pengelaman hidup.
Kepada anggota
Kompas saya sampaikan keinginan untuk terlibat dan saya juga diajak untuk
bergabung. Namun, keterangan dari mereka bahwa kegiatan ini pesertanya
terbatas, maksimal 8 orang. Pada Sabtu malam kami belanja perlengkapan karena
ini merupakan suatu petualangan.
08:00 WIT kami
kumpul di rumah baca, Jendela Baca Sibela. Dalam perjalanan ternyata jumlah
pesertanya 14 orang dan tidak terbayangkan oleh saya bahwa kegiatan ini cukup
menarik minat pemuda-pemudi. Mengunakan kendaraan roda dua melewati pesisir
pantai, pemandangan pantai dan pulau-pulau kecil terlihat menakjubkan. Berkisar
satu jam kami tiba di gua talaga biru Sumae.
Berkisar dua
(2)jam kami menunggu beberapa teman melapor pada pemerintah desa. Mengingat
karena gua talaga biru adalah tempat wisata. Karena lama menunggu mereka kami
bergegas dari pinggiran jalan menuju lokasi wisata. Lokasi wisata ini
suasananya sangat adem, tetapi, sangat disayangkan karena berantakan seperti
kapal pecah (tak terurus). Dari jarak terdengar bunyi knalpot merobek sepinya
hutan Sumae, dan berhenti di depan jalan masuk, mereka adalah teman-teman kami.
Beberapa teman
menyalakan api dan memasak mie instan, dan setelah mencicipinya kami bergegas
melanjutkan perjalanan di gua talaga biru. Tetapi, sebelum itu kami mengamati
satwa menggunakan binokuler di seputaran tempat wisata. Setelah pengamatan kamu
menuju ke gua dan tepat di mulut gua, kami mengadakan foto bersama. Setelah
berfoto-foto, kami berdoa lalu memasuki gua. Dalam kegiatan seperti ini
dokumentasi menjadi sangat penting, karena ini merupakan suatu upaya untuk “mendokumentasikan
kegiatan”.
Menyalakan
senter, langkah demi langkah kami tapaki tanah berbecek, mata kami di manjakan olehbebatuan
kapur layak tombak menjulang ke bawah. Ratusan ekor kelelawar yang berterbangan
dengan nakal menabrak kami satu persatu. Semakin ke dalam, terkadang kami lalui
jalur jalan yang makin sempit dan berbecek. Sampai pada satu lokasicukup luas
agak menanjak dan berpasir. Tak pernah absen untuk berfoto bersama di tiap
lokasi. Lokasi ini merupakan titik akhir perjalanan dan kami pun bergegas
kembali untuk keluar.
Dari perjalanan
ini saya teringat akan cerita Ashabulkhafi dimana kisah 7 orang pemuda yang
tertidur lelap di dalam goa selama 309 tahun. Dari kisah ini tentunya kita bisa katakan:
setiap gua bisa jadi merupakan tempat tinggal entah sementara ataupun
bertahun-tahun orang di masa lampau. Seperti sudah dikisahkan dalam tulisan
Isdan Lasine berjudul:Gua dan Kekusaan
Tak Terlihat.
Dalam perjalanan
pulang, kami masih sempatkan untuk berfoto-foto. Entah orang memaknai foto
seperti apa, tetapi, bagi saya foto adalah untuk menggambarkan pengalaman hidup
kita pada suatu masa silam bila kita sudah berada pada masa depan. Atau dengan foto
yang kita simpan dengan rapi sebagai upaya untuk merawarat kenangan.
Kemudian kami melanjutkan
pengamatan satwa di air terjun Amazing. Perjalanan ke air terjun cukup jauh. Kami
menyebrangi sungai yang arusnya tak bersahabat.Saat tiba di air terjun dan
setelah pengamatan kami sempatkan waktu untuk menikmati sejuknya air terjun.
Karena suasana alamnya cukup dingin kami nyalakan kompor gas dan untuk bikin kopi.
Setelah ngopi
kami masih tak absen berfoto-foto dengan target yang sama yakni merawat
kenangan. Pikir saya, dalam peristiwa kehidupan selalu menyisakan kenangan yang
terus-menerus diingat sepanjang masa. Kegiatan pengamatan satwa merupakan
bentuk kegiatan untuk mendokumentasikan pengalaman hidup atau dengan kata lain mendokumentasikan
kegiatan adalah “merawat kenangan”.
Komentar
Posting Komentar